Minggu, 27 April 2014

Ekologi Laut Dalam

Diposting oleh Widyanti Septianingrum di 23.41 0 komentar
EKOLOGI LAUT DALAM
( Ekosistem Ventilasi Hidrotermal )

1. Pengertian
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya untuk memahami pengertian secara luas tentang lingkungan biologi serta biologi lingkungan. Hubungan- hubungan interaksi dalam ekologi demikian kompleks dan erat sehingga Odum (1971) menyatakan bahwa ekologi adalah “Environmental Biology

2. Sejarah
Istilah ekologi diperkenalkan pertama kali oleh Ernest Haeckel, seorang ahli biologi Jerman tahun 1869. Asal kata nya Oikos dan Logos, oikos artinya rumah atau tempat tinggal atau habitat dan logos bersifat telaah atau studi atau ilmu. Jadi ekologi adalah ilmu tentang rumah atau tempat makhluk hidup. Ekologi didefinisikan sebagai”Ilmu yang mempelajari hubungan timbal bailik antara makhluk hidup dengan lingkungannya”.Istilah ekologi berkembang pesat setelah tahun 1900 dan sampai sekarang. Istilah ekologi sekarang dikenal dengan Ilmu Lingkungan Hidup (Environmental Sciences) dan Biologi Lingkungan (Environmental Biology). Selanjutnya ekologi dibagi lagi menurut taksonomi makhluk hidup yaitu, ekologi tumbuhan, ekologi hewan, ekologi serangga, ekologi mikroba dan sebagainya. Ekologi menurut habitat yaitu ekologi padang rumput, ekologi hutan, ekologi padang pasir dan sebagainya.
Untuk kelangsungan hidupnya suatu organisme akan bergantung pada kehadiran organisme lain dan sumber daya alam yang ada di sekitarnya untuk keperluan pangan, perlindungan, pertumbuhan, perkembangbiakan dan sebagainya. Para ahli ekologi mempelajari hal berikut :
  • Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
  • Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya.
  • Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Kini para ekolog(orang yang mempelajari ekologi)berfokus kepada ekowilayah bumi dan riset perubahan iklim.

3. Jenis-jenis Ekologi
Karena sifatnya yang masih sangat luas, maka ekologi mempunyai beberapa cabang ilmu yang lebih fokus, yaitu :
  • Ekologi Ekosistem - Ekologi Evolusi
  • Ekologi Global         - Ekologi Manusia
  • Ekologi Populasi      - Ekologi Akuatik
  • Ekologi Api              - Ekologi Hutan
  • Ekologi Laut            - Ekologi Hutan Mangrove
  • Ekologi Laut Tropis  - Ekologi Pangan dan Gizi
  • Ekologi Kesehatan   - Ekologi Antariksa
  • Ekologi Pedesaan    - Ekologi Serangga
  • Ekologi Habitat        - Ekologi Hewan, dsb.

Ekologi Ekosistem
Ekosistem adalah satu cabang kajian dalam ekologi yang merupakan satu proses interaksi antara benda-benda hidup dengan benda-benda bukan hidup dalam alam sekitar. Sebuah ekosistem boleh berskala kecil seperti sebuah kolam atau berskala besar seperti kawasan hutan hujan tropika. Sesebuah ekosistem terdiri daripada dua komponen, yaitu : komponen biotik dan komponen abiotik. Kedua komponen harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis) untuk menjamin kesejahteraan alam sekeliling dan manusia.

a. Komponen Biotik
Organisma hidup : tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia.
  • Produsen : penghasil senyawa organik yang terdiri atas tumbuhan hijau.
  • Konsumen : kelompok organisme yang tidak dapat mengsintesis makanan sendiri (herbivora, karnivora, omnivora)
  • Pengurai : mikroorganisme yang menguraikan senyawa organic menjadi senyawa anorganik yang kemudian dapat digunakan lagi oleh produsen. Misalnya : jamur dan bakteri.
Faktor : Suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi
b. Komponen Abiotik
Bentuk muka bumi, batuan, tanah, air, udara, mineral dan sumber tenaga suria.
Faktor : Makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba

Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubungan antara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi. Dengan adanya interaksi - interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.

4. Piramida Ekologi
Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada 3 jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.
a. Piramida jumlah
Organisme dengan tingkat trofik masing – masing dapat disajikan dalam piramida jumlah, seperti kita Organisme di tingkat trofik pertama biasanya paling melimpah, sedangkan organisme di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya makin berkurang. Dapat dikatakan bahwa pada kebanyakan komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak daripada organisme herbivora. Demikian pula jumlah herbivora selalu lebih banyak daripada jumlah karnivora tingkat 1. Kamivora tingkat 1 juga selalu lebih banyak daripada karnivora tingkat 2. Piramida jumlah ini di dasarkan atas jumlah organisme di tiap tingkat trofik.
b. Piramida Biomassa
Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik maka rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat diperkirakan.Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram.Untuk menghindari kerusakan habitat maka biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur, kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini akan didapat informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada ekosistem.

c. Piramida energi
Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita butuhkan tentang ekosistem tertentu. Lain dengan Piramida energi yang dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam waktu yang lama. Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam ekosistem.

5. Faktor Biotik dan Faktor Abiotik Pada Prinsip Ekologi

Faktor Biotik
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. 
Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistemyang menunjukkan kesatuan.
Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut:
a. SuhuSuhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
b. Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
c. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk. 
d. TanahTanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
e. KetinggianKetinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
f. AnginAngin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
g. Garis lintangGaris lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.
 

WIDYANTI SEPTIANINGRUM © 03909891 Web Design by Yumz Iyumz's and Home Design and Decor